Laman

Rabu, 24 April 2013

KakaoTalk Bicara Soal Persaingan dengan Line & WeChat



Jakarta - Layanan mobile messenger berlomba-lomba mengekspansi Indonesia. Sebut saja WhatsApp yang telah lebih dulu populer, KakaoTalk, Line, dan WeChat. Sekilas, fitur yang ditawarkan seluruh aplikasi tersebut terlihat mirip.

Pada dasarnya, semua layanan ini memudahkan berbagi pesan dengan menghadirkan emoticon yang lucu dan menarik. Namun jika ditanyakan pada si pembesutnya, umumnya mereka akan menampik disamakan satu sama lain. Demikian juga yang disampaikan Co-CEO KakaoTalk Sirgoo Lee saat berbincang dengan detikINET pekan lalu. 

"Jika Anda melihat siapa yang pertama, saya rasa kami adalah pelopor yang merintis ini, di layanan messaging smartphone. Saya rasa kami pembuat versi asli layanan ini," klaim Sirgoo mengomentari perbedaan layanannya dengan Line dan WeChat. 

Menurutnya, sangat mudah membuat fitur yang mirip. Pada akhirnya, pengguna tidak akan tahu siapa yang memulainya pertama kali, karena semua terlihat sama saja. 

Hal paling signifikan yang dirasanya membedakan KakaoTalk dengan layanan sejenis, disebutkannya adalah filosofi layanan mereka, yakni menjadi platform dan mobile platform. 

Di negeri asalnya Korea, didukung jumlah pengguna, trafik yang besar serta kekuatan jaringan sosial, KakaoTalk telah berkembang menjadi sebuah mobile social platform baru. Platform ini menghubungkan berbagai orang dengan beragam kepentingan, mulai dari si pengguna itu sendiri, developer, brand, artis atau musisi dan penyedia konten lainnya. 

"Jika Anda memposisikan diri sebagai mobile platform, ada banyak hal yang bisa Anda ciptakan. Tak hanya sebagai layanan messaging tapi banyak cara kreatif untuk berkomunikasi dengan pengguna, keberadaan Plus Friend. Kompetitor lain lantas mengikuti," paparnya. 

KakaoTalk juga menurutnya menjadi batu loncatan bagi pertumbuhan industri mobile, dengan menciptakan ekosistem mobile yang saling menguntungkan. Satu lagi, KakaoTalk selalu berupaya menggandeng mitra lokal di setiap negara yang disambangi, untuk menghadirkan 'rasa' lokal sehingga lebih memikat. 

"Kami bekerja sama dengan mitra lokal, yang lain menciptakan konten berdasarkan model bisnis mereka sendiri. Jadi saya rasa dalam jangka panjang kami bekerja mnenciptakan ekosistem yang lebih sehat," ungkapnya. 

Diakuinya, KakaoTalk dengan 360 pegawai masih terbilang kecil. Namun menurutnya, mereka bergerak sangat cepat. KakaoTalk akan terus mengerahkan kreativitas mereka dan mencari lebih banyak cara untuk membedakan diri dengan layanan sejenis. 

"Sekarang, memang tampaknya kami sama. Tapi lambat laun, saya rasa ini akan berubah," ujarnya mantap.

Sumber: detikinet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar